Seringkali kita mendengar kata silaturrahim yang terlontar dari saudara, kerabat, teman dan lainnya, terlebih pada momen-momen tertentu seperti hajatan, lebaran, kunjungan dan lain-lain. Silaturrahim sesungguhnya memiliki keutamaan dan fadillah yang banyak, makna asalnya adalah menyambung tali persaudaraan dengan saudara yang sekandung.

Silaturrahim adalah salah satu bentuk dari perbuatan baik kepada kaum kerabat senasab atau dengan adanya hubungan ikatan pernikahan. Dalam buku-buku karya ulama Islam seringkali bahasan silaturrahim dimasukan dalam bab al-Birr wa Ash-Shilah. al-Birr bermakna kelapangan dalam mengerjakan kebaikan. Kerena al-Birr merupakan istilah untuk setiap kebaikan, apakah perbuatan baik maupun menjauhi perbuatan buruk. Kata al-Birr juga oleh ulama seringkali digandengkan dengan kata birrul walidaini, berbakti kepada kedua orang tua, baik perkataan maupun perbuatan. Berbuat baik kepada orang tua merupakan kebaikan yang paling tinggi dan paling mulia, setelah mentauhidkan Allah ... . Dan kata al-birru dipakai juga untuk amalan yang ikhlas dan berkesinambungan, sampai maut menjemput.

Hadits tersebut di atas memberikan penjelasan tentang begitu banyaknya keutamaan bagi orang yang mengerjakannya, yaitu diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya.

Ibnu Hajar al-Ashqalani menjelaskan bahwa makna tambahan umur adalah diberi taufik untuk kebaikan dan ketaatan, juga diberi keberkahan dalam kehidupan sehari-hari, selain itu akan terpatri sebutan yang baik baginya setelah ia meninggal dunia.

Ada beberapa penafsiran ulama tentang dipanjangkan umurnya. Ada yang menyebutkan bahwa dipanjangkan umurnya itu panjang umur secara hakiki dan ada juga berpandangan umurnya yang barokah, umur yang pendek tetapi mendapat limpahan berkah umur dan banyak orang yang mendoakannya. Sedangkan al-hafidz Ibnu Hajar berpendapat bahwa tambahan umur itu adalah bertambah umurnya secara hakiki. Dan menurut beliau, ini pendapat yang benar dan kuat, namun ia berdasarkan pengetahuan Allah, bukan pengetahuan para malaikat yang diwakilkan mengurus umur hamba. misalnya ditentukan: Umur si fulan seratus tahun bilamana dia menyambung tali silaturrahim, tetapi hanya enam puluh tahun apabila dia memutuskannya. Allah Maha Tahu apa dia menyambung tali silaturrahim ataukah tidak. Batas umur yang ditetapkan dalam ilmu Allah ... tidaklah akan berubah, adapun yang diketahui oleh para malaikat mungkin bertambah mungkin pula berkurang.

Hadist ini menunjukkan bahwa menjalin silaturrahim merupakan sebab kuat yang Allah tetapkan, untuk mendapatkan kelapangan rezeki, buah tutur yang baik, dan panjang umur. Ini semua diraih demi bisa melakukan amal-amal shalih lainnya sebagai bekal di akhirat kelak. Adapun bagi orang yang memutus silaturrahim dalam hadits lain disebutkan yang artinya "Di riwayatkan dari Jubair bin Muth'in R.A. ia berkata Rasulullah ... bersabda: Tidak akan masuk Surga orang yang memutuskan, yakni memutuskan hubungan tali silaturrahim" (HR. Muttafaq' alaihi).

Hadits ini menunjukkan bahwa memutus hubungan silaturrahim termasuk dosa besar, karena amalan tersebut menyebabkan pelakunya tidak masuk surga dan akan disiksa di Akhirat.

Ada beberapa sebab yang membuat seseorang memutus hubungan tali silaturrahim diantaranya ketidaktahuan tentang akibat buruk dari memutuskan hubungan silaturrahim. Juga lemahnya ketaqwaan seseorang, atau karena kesombongan, sifat kikir atau pelit, tidak berhubungan dalam waktu lama sehingga hilang keakraban, atau karena mengakhirkan pembagian harta waris, jarak yang jauh dan rasa malas berkunjung, sifat iri-dengki, kerjasama usaha antar keluarga, buruknya akhlak istri, atau lainnya.

Menjalin hubungan silaturrahim merupakan sebab terkuat untuk mendapatkan kelapangan rezeki dan umur panjang, mengutip dari seorang ulama Ibnu Hajar mengatakan: Ketahulah, yang dimaksud dengan menjalin silaturrahim, antara lain adalah: Mencintai mereka (orang lain) karena hubungan kekerabatan, bersegera berdamai dengan mereka ketika terjadi permusuhan, bersungguh-sungguh mencukupi kebutuhan mereka dengan jiwa yang lapang ketika diketahui berkeadaan fakir, bersegera menolong dan membantu mereka saat dibutuhkan, berusaha menjaga perasaan mereka disertai kelemah lembutan, mendahulukan menjawab undangan mereka daripada yang lain, selalu mengasihi dan menasehati mereka dalam segala perkara, mendahulukan mereka dalam undangan dan penjamuan, mengutamakan mereka dari berbuat baik, sedekah, dan hadiah, karena pemberian untuk mereka akan mendapat 2 ganjaran; ganjaran sedekah, dan ganjaran silaturrahim, lebih ditekankan lagi dalam melakukan hal-hal diatas kepada kerabat yang memusuhi kita, dan semoga dengan cara demikian dia bisa dan mau mengubah sikapnya, dari yang tadinya benci menjadi sayang.

Menyimak dan merenungkan penjelasan ulama di atas, bahwa sejatinya silaturrahim itu tidak hanya mengunjungi saudara semata, tetapi  mencintainya, menolongnya, menjaga perasaannya dan lainnya, jadi bila kita menyambung silaturrahim saudara kita, berarti mencakup seluruh aspek-aspek tadi. Tidak boleh mengunjungi dan memberinya tetapi bersamaan dengan itu ia merendahkan dan menghinakannya.

Oleh karenanya, para ulama sepakat atas wajibnya menjalin hubungan silaturrahim, dan haramnya memutuskan hubungna silaturrahim dengan saudara atau sesama muslim, terlebih kepada orang yang ada hubungan mahram (hubungan darah) dengan kita, jangan terbalik, kepada orang yang ada hubungan mahram dengan kita jarang kita bersilaturrahim, tetapi dengan teman atau kolega atau yang lainnya dilakukan dengan intens.

Kemudian, apakah boleh seseorang meminta dipanjangkan umur kepada Allah? Jawabannya adalah boleh, mintalah kepada Allah umur yang panjang tetapi dalam ketaatan. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah, nabi Muhammad .. mengingatkan; Sebaik-baiknya manusia adalah yang panjang umur dan baik amalnya. Sebaliknya seburuk-buruk manusia adalah orang yang panjang umurnya, namun jelek amalnya. Semoga Allah .. menjadikan kita orang yang senang menjalin hubungan silaturrahim dengan saudara dan karib kerabat, sehingga kita mendapatkan dua keutamaan yaitu diluaskan rezeki dan dipanjangkan umur kita. Umur yang senantiasa dalam ketaatan dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban kita kepada Allah .. serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Wa Allahu'alam bishshawwab.

Abdul Kadir Badjuber

Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

Post a Comment

 
Top