Selamat datang wahai bulan Ramadhan, bulan yang disucikan Allah. Malam-malam di bulan ini adalah malam-malam yang penuh berkah. Orang-orang yang mengetahui keutamaan dan kemuliaan Ramadhan tak terkirakan gembira dan bahagianya menyambut kedatangan bulan ini karena Allah Yang Maha Agung penguasa jagad ini menjanjikan akan menjamu hamba-hamba-Nya yang beriman di bulan ini.

Jamuan-Nya begitu dahsyat. Allah menjanjikan bahwa siapapun yang melewati Ramadhan ini dengan sebaik-sebaiknya akan dijamin menjadi orang yang selamat dunia akhirat. Selama Ramadhan, Allah 'azza wa Jalla mengganti ganjaran amalan sunat dengan ganjaran seperti amalan wajib. Sedangkan seluruh amalan wajib ganjarannya dilipatgandakan beratus kali lipat.

Dalam sebuah keterangan dari Imam Ali disebutkan bahwa membaca satu ayat Alquran di bulan ini ganjarannya seakan-akan mengkhatamkan Alquran. Hadiah memang biasanya diberikan untuk menggembirakan anak-anak kecil, tak mengapa kita bergembira dengan ganjaran dan pahala dari Allah di bulan ini, tapi tak cukup hanya dengan pahala dan ganjaran sebab kita perlu yang lebih utama dari itu.

Maka jadikanlah bulan Ramadhan sebagai salah satu sarana bagi kita untuk memperbaiki mutu diri kita. Apa yang harus kita perbaiki? Salah satu jebakan dalam hidup di dunia ini adalah kita merasa aman dan bangga dengan asesoris dunia, merasa senang dengan keindahan penampilan, merasa hebat dengan mengeluarkan biaya mahal untuk memperindah rumah dan kendaraan kita.

Anehnya, banyak orang yang bersungguh-sungguh memperindah asesoris duniawinya, tapi tak banyak orang yang sangat bersungguh-sungguh memperindah kepribadiannya. Mau tak mau bulan Ramadhan ini harus diibaratkan sebuah kepompong. Anggaplah kita seperti ulat bulu yang menjijikkan yang berproses dalam sebuah kepompong selama beberapa waktu, hingga setelah keluar menjadi kupu-kupu yang indah.

Bulan Ramadhan seharusnya menjadi bulan training centre (bulan pelatihan) dan bulan bercocok tanam. Di zaman Rasul bulan ini dicanangkan sebagai "bulan prestasi" karena Kitab Suci Alquran diturunkan di bulan ini, juga pertempuran-pertempuran Islam dimenangkan di bulan ini. Kita harus mengubah gaya hidup kita melalui bulan Ramadhan kali ini dalam training centre yang hanya satu bulan ini.

Maka, betapa bodohnya dan sangat meruginya orang-orang yang melewati Ramadhan begitu saja. Mengapa banyak umat Islam yang tak berubah dengan bulan Ramadhan? Karena kita masih salah dalam menyikapi bulan Ramadhan. Kita lebih banyak memikirkan hal-hal yang tak diperlukan. Sibuk dengan makanan dan barang-barang, hingga saat datang Ramadhan justru menjadi lebih konsumtif.

Sepuluh hari terakhir kita dianjurkan i'tikaf, menjerit kepada Allah memohon ampunan. Kenyataannya, sepuluh hari terakhir masjid semakin sepi karena kita kebanyakan berkumpul di pasar-pasar. Malam terakhir puncak Ramadhan dianjurkan bertakbir membesarkan Allah, tapi sedikit sekali di antara kita yang bertakbir, kebanyakan sibuk mengurus hidangan untuk lebaran.

Karenanya tak usah heran, ujung-ujungnya Ramadhan tak banyak mempengaruhi perilaku kita karena kita salah menyikapinya. Tapi kita tak boleh lemah oleh sesuatu yang telah berlalu, kita masih mempunyai kesempatan. Kita harus menentukan apa yang akan diprioritas untuk dilatih di bulan Ramadhan ini.

Di antaranya adalah, pertama, manajemen waktu kita harus semakin terkendali dengan baik. Kedua, amal ibadah kita harus semakin meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Insya Allah, inilah yang akan kita uraikan minggu depan. Semoga Allah Yang Maha Agung memberikan kemampuan kepada kita untuk menyikapi Ramadhan kali ini dengan sebaik-baiknya.

REPUBLIKA - Jumat, 22 Nopember 2002 Penulis : KH Abdullah Gymnastiar 

(sumber:republika.co.id)

Post a Comment

 
Top