''Dari dulu sebenarnya saya udah belajar Islam cuma belum spesifik dan sekadar tahu shalat saja. Nggak tau apa sebenarnya shalat, wudhu itugimana. Rukun- rukun dan baca surat asal bunyi saja. Alhamdulillah sekarang tidak asal bunyi lagi. Insya Allah sekarang udah bisa melafalkan
dengan baik.''

Pengakuan itulah yang meluncur dari bibir Krisyanto (42), mantan vokalis Jamrud, saat ditanya tentang ketertarikannya mendalami Islam. Ia menyadari bahwa manusia tidak akan selamanya hidup sehat. Pada titik tertentu semua manusia akan menemui ajalnya. Hal inilah yang menggerakkan hatinya untuk
belajar Islam.

Dari rasa takut itu, sedikit demi sedikit ia mulai menjalani kehidupan yang diyakininya membawanya lebih baik. Dosa-dosa lampau yang kerap mengganggunya membuat pria yang akrab disapa Yanto ini lebih termotivasi untuk perbaiki diri. ''Bawa amal apa kita bila mati, amal baik saja belum
tentu diterima,'' tutur pria empat anak ini.

Rasa takut juga yang mendorongnya untuk mendalami Islam lebih serius lewat pengajian dan talkshow. Sejak beberapa bulan belakang Yanto sering terdengar mengisi acara talkshow tentang keislaman di berbagai wilayah di Indonesia. Ia bersama rekan eks groupnya Jamrud, Riki Tedi, terus
disibukkan dengan kegiatan tersebut.

Ia menolak mengatakan kegiatan itu sebagai dakwah. ''Hanya berbagi cerita dan pengalaman spiritual dengan masyarakat dan mahasiswa, kita ditemani orang yang paham,'' ungkap dia. Ia dan Riki Tedi memang tak sendiri menyambangi masyarakat. Mereka didampingi Ustad Ali Muslim, yang mengatur
semua jadwal talkshow dan membantu mereka menerangkan isu-isu keislaman.

Namun sejak beberapa pekan terakhir Yanto mengaku kegiatan keagamaannya itu mulai terganggu karena kesibukannya mempersiapkan album solo bertema sosial yang akan diluncurkan Juni 2008. ''Beberapa kali tidak ikut talkshow, tapi mereka (Ustad Ali dan Riki Tedi) jalan terus. Mereka
maklum, tapi bila punya waktu luang saya akan menyempatkan diri,'' ujar dia.

Meski Sudah beberapa waktu tidak mengikuti kegiatan keagamaan, membaca Alquran sebisa mungkin tidak ia tinggalkan. Setelah shalat, dia selalu menyempatkan diri untuk melafalkan ayat-ayat suci Alquran. Ia mengaku tidak ingin cepat-cepat khatam Alquran. Dia khawatir bila terlalu cepat
mengkhatam Aquran bakal membuatnya cepat puas dan berhenti membaca Alquran. Ia memahami, bahwa setiap Muslim harus terus memelihara kebiasaan membaca dan mendalami Alquran hingga akhir hayatnya.

Semangatnya belajar dan memahami Alquran ini pun ia tularkan pada keempat anaknya. ''Anak-anak anak harus ditularkan semangat belajar agama dan Alquran. Mereka tanggung jawab saya,'' tutur Yanto. Ia pun sedikit demi sedikit berusaha untuk berdakwah di rumah sendiri. Kepada putrinya, dari
kecil sudah ia ajarkan untuk mengenal jilbab. Istrinya pun sudah berusaha untuk memahami urgensi menutup aurat dengan berjilbab.

Keluarga pun turut memberikan dorongan padanya untuk mendalami agama. Menurut dia, keluarganya sangat bersyukur karena dirinya mau belajar agama. Mereka, kata Yanto, juga merasa tenteram karena berhasil meninggalkan dunia gemerlap di klab-klab malam.

Ia membenarkan pandangan orang tentang kehidupan artis dijalaninya selama ini identik dengan hura-hura dan glamor. Tetapi dengan jalan hidup yang dipilihnya saat ini, Yanto menjadi lebih sering tinggal di rumah dan menjaga keluarganya.

Saat masih di jamrud dulu, Yanto memang sering meninggalkan keluarga. Dengan sekarang bersolo karier, dia punya kebebasan lebih untuk menerima maupun menolak tawaran manggung. Saat masih di Jamrud, Yanto harus menjalani semua tawaran yang telah diterima manajemen grupnya.

Walaupun penghasilannya saat ini memang tidak sebesar saat masih bersama Jamrud, dia mengaku tetap senang karena bisa memiliki banyak waktu buat keluarga. ''Walau tidak banyak, rezeki dari Allah harus disyukuri berapapun jumlahnya,'' ujar dia.

Sejauh ini ia juga sangat mensyukuri kehidupannya. Segala rezeki yang diterimanya, dia sambut dengan rasa syukur. Yanto pun sangat memahami bahwa yang namanya rezeki itu tidak selalu berupa materi, tetapi juga bisa berupa kesehatan, anak saleh, dan anugerah-anugerah lain yang ia terima
dalam hidupnya.

Sekarang Yanto mengaku terpaksa tetap berada di dunia musik karena tidak banyak pekerjaan lain yang bisa dipilihnya untuk menghidupi anak dan istri. Sukses, buat dia adalah gabungan antara usaha dan ketentuan Allah SWT. Sebagai manusia, dia hanya berusaha semaksimal mungkin untuk bisa
meraih kesuksesan. Selanjutnya, dia pasrah pada Allah SWT.

Meski telah banyak berubah, Yanto menganggap dirinya belum betul-betul istiqamah dalam menjalani agama dan masih ada sedikit sifat mencintai dunia. Kini, dia sibuk menyiapkan album religi untuk bisa diluncurkan Ramadhan tahun ini.

Krisyanto Djani Tempat dan tanggal lahir: Bandung 17 Februari 1966
Nama Istri: Lili Lesmana Wati
Pendidikan:
SD Kebon Sari Cimahi
SMP N 1 Banten
SMU YPP Pande
Uninus Fak Hukum angkatan 1984

(sumber:http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/08/07/12/99-krisyanto)

Post a Comment

 
Top