Apa yang didapat seorang Muslim ketika menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci? Siti Nurhaliza, diva musik pop asal Malaysia, mempunyai jawabannya. ''Haji membuat hati Siti menjadi lebih tenang,'' kata artis wanita terbaik dari ajang Anugerah Planet Muzik Malaysia 2007 ini.

Sebelumnya, Siti yang telah menjadi pesohor di Malaysia dan Indonesia ternyata masih saja menyimpan perasaan kurang tenang. Hidup bergelimang harta dan popularitas ternyata tidak memberi jaminan seseorang bisa mendapatkan ketenangan hidup. ''Ketenangan itu justru lebih Siti dapatkan setelah pulang haji,'' kata artis kelahiran Kampung Awah, Termeloh, Pahang, 11 Januari 1979 ini kembali.

Pada musim haji 2007, Siti bersama Dato Sri Khalid Mohamad Jiwa -- sang suami -- serta ibu dan abangnya menunaikan rukun haji kelima. Bagi pelantun lagu Cindai ini, ibadah haji yang baru saja dirampungkan itu sebagai perwujudan atas cita-cita yang telah menggelayut sejak usianya masih 20 tahun. ''Pada saat itu Siti mempunyai cita-cita agar bisa haji sebelum usia 30 tahun. Alhamdullilah, cita-cita itu akhirnya baru saja terwujud kemarin,'' katanya.

Selain mewujudkan mimpi, Siti mengaku, ibadah haji ternyata telah membawanya pada fase pencerahan baru dalam memandang urgensi ibadah. Ia tak lagi melihat ritual ibadah sebagai sebuah keterpaksaan. Pascahaji, Siti menemukan hakikat dasar seorang muslim melaksanakan setiap kewajibannya. Di antara yang paling mencolok pada saat ini adalah kesadaran sang diva untuk menutup seluruh aurat serta tidak pernah lagi bolong dalam menunaikan ibadah sholat lima waktu.

Untuk urusan berpakaian, contoh paling sederhana dapat dilihat dari album terbarunya Hadiah Daripada Hati. Jika album-album terdahulu Siti tak pernah menutup aurat kepalanya secara menyeluruh maka di solo album ke-12 itu terlihat perubahan besar yang telah dilakukannya. Di sampul album berlatar warna hitam itu, Siti masih tetap terlihat anggun mengenakan busana Muslimah secara tertutup.

Padahal sebelumnya, saat remaja, Siti tergolong gadis yang cuek dan tomboy. Penampilannya cenderung kelelaki-lakian.

Perubahan berbusana diikuti Siti dengan perubahan ghirah keagamaannya. Ia mengakui sebelum haji dirinya sering “tertinggal” menunaikan ibadah shalat wajib. ''Siti suka menumpuk sembahyang,'' katanya.

Kebiasaan itu dilakukan karena kesibukannya sebagai seorang artis yang dituntut untuk selalu siap menghibur para penggemarnya, kapan saja dan dimana saja. ''Tetapi kini Siti berusaha untuk melakukan sembahyang tepat waktu,'' kata perempuan yang kini di depan nama lahirnya telah tercantum gelar datuk dari tempat tanah kelahirannya di Pahang. Kini, sang diva tak cuma mendapatkan ketenaran dan gelimpangan harta semata. Tetapi ia mengaku mendapatkan sesuatu yang lebih besar; kebahagian dan ketenangan batiniah.akb (dokumentasi republika)

Siti Nurhaliza binti Tarudin
Lahir: Pahang, 11 Januari 1979
Keluarga: anak kelima dari delapan bersaudara
Ayah: Tarudin bin Ismail
Ibu: Siti Salmah Bachik
Suami: Datuk Seri Khalid Muhamed Jiwa
Label: Siti Nurhaliza Production



(sumber:http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/08/10/13/7312-siti-nurhaliza-haji-membuat-hati-tenang)

Post a Comment

 
Top