Pada bulan Ramadhan setiap Muslim mencari dan berusaha menemukan nilai tertinggi dalam ke beragamaannya. Di bulan penuh berkah itu, Allah SWT memaklumatkan Lailatul Qadar, yakni malam kemuliaan.

Sebagaimana firman-Nya dalam QS al-Qadr: 1-5. Pada ayat tersebut, Allah menerangkan keutamaan Lailatul Qadar, yakni suatu malam yang memancarkan cahaya hidayah sebagai permulaan tasyri'yang diturunkan untuk kebahagiaan manusia. Malam tersebut juga sebagai peletakan batu pertama syariat Islam, sebagai agama penutup bagi seluruh umat manusia, yang sesuai dengan kemaslahatan sepanjang zaman.

Malam tersebut lebih utama dari seribu bulan, untuk bebas dari segala dosa dan kesesatan, serta meraih nilai tambah dalam beribadah dan pahala. Itulah makna malam kemuliaan, sebagaimana penjelasan dalam Tafsir Depag.

Sayyid Qutb menjelaskan, Lailatul Qadar adalah malam yang dijanjikan dan disaksikan serta dicatat oleh seluruh wujud dengan penuh kegembiraan, semangat, dan kekhusyukan. Malam perhubungan mutlak antara bumi dan alam tertinggi. Malam permulaan turunnya Alquran ke dalam hati Nabi Muhammad SAW. Malam agung yang bumi tidak pernah menyaksikan malam seperti itu. Keagungan yang tak mampu dijangkau pengetahuan manusia (al-Qadr: 1-3).

Pada malam kemuliaan itu, melimpah cahaya yang tenang, halus, indah, dan penuh kasih sayang dari Allah SWT. Juga cahaya para malaikat dan malaikat Jibril, yang datang dan pergi sepanjang malam antara bumi dan langit tertinggi (al-Qadr: 4). Malam yang mengepakkan sayapnya ke seluruh semesta dan ruh-ruh yang berjalan di malam itu, yakni malam yang penuh kesejahteraan hingga terbit fajar (al-Qadr: 5).

Tentang malam kemuliaan, banyak penafsiran, tetapi semuanya menembus wilayah ruhaniah yang tak terjangkau nalar verbal. Secara syariat, ia malam diturunkannya Alquran, hadir pada Ramadhan yang di dalamnya kewajiban berpuasa dimaklumatkan, serta segala rangkaian ibadah diperintahkan dan disunahkan dengan pahala berlipat ganda.

Namun, hakikat dan makrifat terdalam dari Lailatul Qadar itu hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Manusia beriman hanya berusaha menjalani malam yang penuh makna hakikat dan makrifat itu tanpa diketahui kapan persisnya, dengan melakukan ibadah dan kepasrahan diri secara total dan khusyuk.

Dengan ruhani al-Qadar, lakukan seluruh ibadah dengan penuh ketulusan menembus ranah syariat menuju hakikat dan makrifat agar menemukan esensi yang utama, meraih ridha dan karunia-Nya. Jadikan setiap malam di bulan penuh berkah itu untuk membongkar seluruh penyakit batin, seperti egoisme, gila kuasa, takabur, tamak, dan segala angkara murka yang membelenggu jiwa. Al-Qadar bagi setiap Muslim laksana mi'raj ruhaniah ke puncak tertinggi untuk meraih serba kemuliaan dan keutamaaan.

Maka, jadikanlah setiap malam Ramadhan yang diselimuti Lailatul Qadar itu sebagai malam kemuliaan de ngan menembus alam tertinggi melalui habluminallah yang tulus, khusyuk, dan total dengan segala ketundukan kepada- Nya. Pada saat yang sama, pancarkan kebaikan dengan menyebar segala benih kemuliaan dalam relasi habluminannas yang serba saleh sepanjang hayat. Wallahu a'lam bish shawab.

(sumber:Republika, edisi Kamis, 17 Agustus 2014 Hal. 1 Oleh Haedar Nashir)

Post a Comment

 
Top